Korelasi Mekanisme Koping dengan Risiko Bunuh Diri pada Pasien Gagal Ginjal Kronis di RS Nur-Hidayah Bantul
Abstract
Salah satu penyebab dilakukannya hemodialisis pada penderita Gagal Ginjal Kronis (GGK) adalah diabetes mellitus dan hipertensi. Baik buruknya mekanisme koping penderita mampu mempengaruhi proses penderita dalam mempertahankan kualitas hidup pasien tersebut sehingga dapat terhindar dari tekanan depresi, dan terhindar untuk kearah perilaku risiko bunuh diri. Terapi hemodialisis dan transplantasi ginjal menjadi satu-satunya jalan untuk mempertahankan fungsi tubuh.Tujuan penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan, korelasi mekanisme koping dengan risiko bunuh diri pada pasien gagal ginjal kronis dengan terapi hemodialisis di RS Nur-Hidayah Bantul Yogyakarta. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional, kemudian teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah teknik simple random sampling. Total responden yaitu 50 orang yang menjalani terapi hemodialisis lebih dari 2 tahun di Rumah Sakit RS Nur-Hidayah Bantul Yogyakarta. Instrumen penelitian berupa kuesioner dan menggunakan uji Spearman’s Rho. Hasil hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara mekanisme koping dengan risiko bunuh diri pada pasien gagal ginjal kronis dengan terapi hemodialisis, dengan nilai p = 0,424 pada item pemecahan masalah dengan risiko bunuh diri. Hasil item mencari dukungan sosial dengan risiko bunuh diri nilai p = 0,752. Untuk item penghindaran dengan risiko bunuh diri p = 0,540.