FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GIZI BURUK DAN KURANG PADA ANAK BARU SEKOLAH DI SDN WILAYAH BONGAS WETAN KECAMATAN SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2018

  • Desi Evitasari STIKes YPIB Majalengka
Keywords: Gizi Buruk, Gizi Kurang, Anak Baru Sekolah

Abstract

Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Masih terdapat anak di SDN wilayah Bongas Wetan yang berstatus gizi kurus  sebanyak 19 anak (25,33%) dan berstatus gizi sangat kurus sebanyak 7 anak (9,33%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gizi buruk dan kurang pada anak baru sekolah di SDN wilayah Bongas Wetan Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2018. Jenis penelitian menggunakan penelitian analitik desain case control. Jumlah sampelnya sebanyak 52 anak terdiri dari sampel kasus yaitu anak yang mengalami gizi kurang dan buruk sebanyak 26 orang dan sampel kontrol yang tidak mengalami gizi kurang dan buruk sebanyak 26 orang. Analisis datanya meliputi analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan analisis bivariatnya menggunakan uji chi square dan OR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proporsi anak yang mengalami gizi buruk dan kurang lebih banyak terdapat pada ibu berpengetahuan kurang baik (65,4%), pada ibu berpendidikan rendah (73,1%) dan pada ibu yang bekerja (50,0%). Ada hubungan pengetahuan ibu (ï² value = 0,012 dan OR = 4,25), pendidikan ibu (ï² value = 0,005 dan OR = 5,12) dan pekerjaan ibu (ï² value = 0,008 dan OR = 5,50) dengan gizi buruk dan kurang pada anak baru sekolah di SDN wilayah Bongas Wetan Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2018. Bagi pihak sekolah perlu bekerja sama dengan petugas kesehatan mengadakan penyuluhan kepada orang tua dengan cara yang lebih menarik agar mudah dipahami dan dimengerti seperti menggunakan leaflet atau dengan cara demonstrasi tentang contoh sajian makanan untuk anak baru sekolah. Bagi ibu atau orang tua agar memperhatikan pola makan pada anaknya dan memastikan anak mendapatkan makanan yang bergizi dan seimbang serta agar lebih aktif mengakses informasi dari berbagai media.

References

Anggoro, D. V. T. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi Anak Usia Sekolah Dasar Kelas Rendah Di Sdn Jatian 03 Kecamatan Pakusari Kabupaten Jember. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arisman. 2014. Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Buku. Kedokteran EGC.
Arlovi, N. 2016. Hubungan Faktor Sosiodemografi Terhadap Status Gizi Anak SD Negeri 1 Pringsewu Selatan. digilib.unila.ac.id, diakses tanggal 20 Desember 2017.
Azwar, S. 2014. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Liberty.
Beck. 2014. Ilmu Gizi dan Diet, Hubungannya dengan Penyakitpenyakit untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Departemen Pendidikan Nasional. 2015. Tingkat Pendidikan Secara Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka. 2017. Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2016. Majalengka: Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Bandung: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Djola, R. 2015. Hubungan Antara Tingkat Pendapatan Keluarga dan Pola Asuh dengan Status Gizi Balita di Desa Bongkudai Kecamatan Modayag. eprints.ums.ac.id, diakses tanggal 23 Desember 2017.
Ernawati. 2014. Mendeteksi Gizi Buruk Pada Balita Detecting Malnutrition In Toddlers. http://litbang.patikab.go.id/. Diakses tanggal 10 Maret 2015.
Gunawan. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Anak Balita. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2017. Status Gizi pada Anak Sekolah. www.idai.or.id, diakses tanggal 26 Desember 2017.
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pedoman Pelaksanaan SDIDTK di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Published
2019-02-27